Penggunaan sabun antibakteri yang mengandung triclosan dan triclocarban justru menyebabkan resistensi virus.
Penggunaan sabun antibakteri yang mengandung triclosan dan triclocarban justru menyebabkan resistensi virus.
Kontroversi mengenai sabun antibakteri kembali diungkap. Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah mengumumkan, para pembuat produk harus membuktikan bahwa sabun antibakteri lebih efektif dibandingkan sabun biasa dalam mencegah penyakit dan membatasi infeksi.
Menurut pengumumannya, produsen juga perlu untuk membuktikan bahwa produk mereka aman untuk penggunaan jangka panjang.
"Tujuan kami adalah, jika perusahaan membuat klaim ada antibakteri di produk dalam mempromosikan konsep bahwa konsumen yang menggunakan produk ini dapat mencegah penyebaran kuman, maka harus ada data di balik itu," kata Sandra Kweder dari Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA.
Menyinggung kontroversi bahan aktif yang paling umum dalam ribuan produk sabun antibakteri, triclosan (sabun cair) dan triclocarban (sabun batang), FDA mengatakan, "Lebih lanjut, beberapa data menunjukkan bahwa paparan jangka panjang untuk bahan aktif tertentu yang digunakan dalam produk antibakteri bisa menimbulkan risiko kesehatan, seperti resistensi bakteri atau efek hormonal."
Sabun tersebut setidaknya digunakan untuk membunuh bakteri penyebab bau sejak tahun 1920-an, menurut American Cleaning Institute, sebuah kelompok industri. Pada tahun 2005, FDA telah menyerukan penelitian lebih lanjut tentang keamanan produk antibakteri.
Pengumuman FDA tidak hanya menyangkut pengkritik bahan triclosan, tetapi juga mencakup Beyond Pesticides, sebuah kelompok advokasi kesehatan lingkungan dan masyarakat Washington DC. Nichelle Harriot, staf ilmuwan Beyond Pesticide, mengatakan bahwa pengumuman FDA adalah "langkah yang baik".
Selama bertahun-tahun, eyond Pesticides telah meminta FDA untuk melarang C yang terkait erat dari produk konsumen. Selain sabun, triclosan dan triclocarban juga muncul dalam berbagai item antibakteri, dari kosmetik, pasta gigi, peralatan dapur, pakaian, mainan, bahkan mebel.
Menurut Harriot, ada tiga masalah utama akibat triclosan dan triclocarban. Studi menunjukkan bahwa triclosan dan triclocarban berbahaya, dapat menyebabkan resistensi antibiotik, dan tidak benar-benar bekerja pada patogen yang paling penting.
Dijelaskan Harriot, triclosan adalah pengganggu endokrin, yang berarti mengganggu sistem hormon kita khususnya hormon tiroid.
"Kami tidak ingin bahan kimia yang digunakan dalam kosmetik dan sabun berdampak pada janin. Saya mengerti orang khawatir tentang kuman, tapi sabun biasa dan air bisa bekerja sama dengan baik sebagai sabun antibakteri," kata Harriot.
Kontroversi mengenai sabun antibakteri kembali diungkap. Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah mengumumkan, para pembuat produk harus membuktikan bahwa sabun antibakteri lebih efektif dibandingkan sabun biasa dalam mencegah penyakit dan membatasi infeksi.
Menurut pengumumannya, produsen juga perlu untuk membuktikan bahwa produk mereka aman untuk penggunaan jangka panjang.
"Tujuan kami adalah, jika perusahaan membuat klaim ada antibakteri di produk dalam mempromosikan konsep bahwa konsumen yang menggunakan produk ini dapat mencegah penyebaran kuman, maka harus ada data di balik itu," kata Sandra Kweder dari Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA.
Menyinggung kontroversi bahan aktif yang paling umum dalam ribuan produk sabun antibakteri, triclosan (sabun cair) dan triclocarban (sabun batang), FDA mengatakan, "Lebih lanjut, beberapa data menunjukkan bahwa paparan jangka panjang untuk bahan aktif tertentu yang digunakan dalam produk antibakteri bisa menimbulkan risiko kesehatan, seperti resistensi bakteri atau efek hormonal."
Sabun tersebut setidaknya digunakan untuk membunuh bakteri penyebab bau sejak tahun 1920-an, menurut American Cleaning Institute, sebuah kelompok industri. Pada tahun 2005, FDA telah menyerukan penelitian lebih lanjut tentang keamanan produk antibakteri.
Pengumuman FDA tidak hanya menyangkut pengkritik bahan triclosan, tetapi juga mencakup Beyond Pesticides, sebuah kelompok advokasi kesehatan lingkungan dan masyarakat Washington DC. Nichelle Harriot, staf ilmuwan Beyond Pesticide, mengatakan bahwa pengumuman FDA adalah "langkah yang baik".
Selama bertahun-tahun, eyond Pesticides telah meminta FDA untuk melarang C yang terkait erat dari produk konsumen. Selain sabun, triclosan dan triclocarban juga muncul dalam berbagai item antibakteri, dari kosmetik, pasta gigi, peralatan dapur, pakaian, mainan, bahkan mebel.
Menurut Harriot, ada tiga masalah utama akibat triclosan dan triclocarban. Studi menunjukkan bahwa triclosan dan triclocarban berbahaya, dapat menyebabkan resistensi antibiotik, dan tidak benar-benar bekerja pada patogen yang paling penting.
Dijelaskan Harriot, triclosan adalah pengganggu endokrin, yang berarti mengganggu sistem hormon kita khususnya hormon tiroid.
"Kami tidak ingin bahan kimia yang digunakan dalam kosmetik dan sabun berdampak pada janin. Saya mengerti orang khawatir tentang kuman, tapi sabun biasa dan air bisa bekerja sama dengan baik sebagai sabun antibakteri," kata Harriot.
Sumber Referensi:
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah sewajarnya ! Dilarang Keras Berkicau SARA , Mengejek , Menghina Siapapun di sini ! Jika Sudah paham maka Silahkann Berkomentarlah ! Terimakasih