Merokok disadari menjadi satu pencetus menurunnya tingkat kesehatan. Peraturan di berbagai negara pun membatasi gerak perokok agar menciptakan kehidupan yang lebih sehat.
Sayangnya, fokus terhadap bahaya merokok tak diimbangi dengan gerakan lain. Sebagai pencemaran udara, polusi dari emisi gas buang kendaraan pun ternyata sama bahayanya dengan merokok.
Sayangnya, fokus terhadap bahaya merokok tak diimbangi dengan gerakan lain. Sebagai pencemaran udara, polusi dari emisi gas buang kendaraan pun ternyata sama bahayanya dengan merokok.
Selain itu, ada lagi hal penting yang harus diperhatikan oleh tiap individu. Kalau Anda tidak merokok, itu bagus. Namun, tahukah Anda bahwa malas bergerak dan kegemukan sama bahayanya dengan merokok?
Setidaknya demikian menurut Dr. Harry Rutter, penasehat di Departemen Kesehatan Inggris yang didanai oleh National Obesity Observatory. Ia menerbitkan tulisan setelah melakukan pengamatan pada pola hidup orang-orang di Inggris.
"Hanya sedikit orang di Inggris yang cukup melakukan aktivitas fisik demi kesehatan mereka," paparnya, "Hal ini menciptakan berbagai penyakit tersembunyi dan menurunkan kualitas hidup seseorang. Tapi tak banyak orang menyadarinya. Malasnya seseorang beraktivitas sama saja tingkat bahanya dengan penyakit yang ditumbulkan karena merokok."
Laporan Rutter setebal 126 halaman tersebut menjadi desakan pada pemerintah untuk menyusun rencana jangka panjang soal kebijakan, seperti misalnya menyediakan jalur sepeda lebih banyak, dan juga membuat lahan parkir khusus sepeda bagi sekolah-sekolah.
Kebiasaan bersepeda di Inggris terus menyusut tahun-tahun belakangan ini. Menurut Rutter hanya ada sekitar 2% dari populasi yang masih aktif bersepeda, kalah jauh dengan Belanda yang mencapai angka 26% dan Denmark 19%.
"Yang tidak kita sadari adalah ada perbedaan antara naik sepeda selama satu jam dengan duduk diam dalam mobil," ucap Rutter
Sekilas paparan Rutter hanya mengarah pada tingkat kesehatan penduduk Inggris. Sebenarnya kita pun bisa mengambil manfaat untuk kebaikan kita juga. Sudah saatnya kita lebih aktif bergerak. Kalau ingin pergi ke suatu tempat berjarak 200 - 500 meter, bukankah lebih sehat berjalan kaki dibanding naik motor atau mobil? Hidup lebih sehat, konsumsi BBM pun bisa dihemat.
Setidaknya demikian menurut Dr. Harry Rutter, penasehat di Departemen Kesehatan Inggris yang didanai oleh National Obesity Observatory. Ia menerbitkan tulisan setelah melakukan pengamatan pada pola hidup orang-orang di Inggris.
"Hanya sedikit orang di Inggris yang cukup melakukan aktivitas fisik demi kesehatan mereka," paparnya, "Hal ini menciptakan berbagai penyakit tersembunyi dan menurunkan kualitas hidup seseorang. Tapi tak banyak orang menyadarinya. Malasnya seseorang beraktivitas sama saja tingkat bahanya dengan penyakit yang ditumbulkan karena merokok."
Laporan Rutter setebal 126 halaman tersebut menjadi desakan pada pemerintah untuk menyusun rencana jangka panjang soal kebijakan, seperti misalnya menyediakan jalur sepeda lebih banyak, dan juga membuat lahan parkir khusus sepeda bagi sekolah-sekolah.
Kebiasaan bersepeda di Inggris terus menyusut tahun-tahun belakangan ini. Menurut Rutter hanya ada sekitar 2% dari populasi yang masih aktif bersepeda, kalah jauh dengan Belanda yang mencapai angka 26% dan Denmark 19%.
"Yang tidak kita sadari adalah ada perbedaan antara naik sepeda selama satu jam dengan duduk diam dalam mobil," ucap Rutter
Sekilas paparan Rutter hanya mengarah pada tingkat kesehatan penduduk Inggris. Sebenarnya kita pun bisa mengambil manfaat untuk kebaikan kita juga. Sudah saatnya kita lebih aktif bergerak. Kalau ingin pergi ke suatu tempat berjarak 200 - 500 meter, bukankah lebih sehat berjalan kaki dibanding naik motor atau mobil? Hidup lebih sehat, konsumsi BBM pun bisa dihemat.
Sumber Referensi: